Pria paruh baya ini tidak patah semangat mengejar pendidikan. Namanya Hamsan, berusia 53 tahun. Ia hanya lulusan Sekolah Dasar. Kini mengenyam pendidikan SMP/sederajat di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Nur Huda, Murung Kenanga, Martapura, Kabupaten Banjar.

Sosok Hamsan tampak paling mencolok di kelas VIII di antara murid lainnya yang masih remaja. Ia duduk di kursi agak pojok. Membawa plastik kresek warna ungu, wadah ia menaruh perlatan belajar. Hamsan sangat serius mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran.

Keseharian Hamsan berjualan pentol. Dulu, setelah lulus SD, ia memilih langsung bekerja, tidak melanjutkan sekolah. Maklum, faktor ekonomi memaksanya mencari penghidupan ketimbang pendidikan.

Jika lulus Paket B, dia punya harapan besar dapat merubah nasibnya jadi lebih baik. “Karena minimal lamaran pekerjaan setingkat sekolah menengah pertama,” ujar Hamsan kepada riceknews. Jumat (26/7/2024) siang.

Ia mengakui, sebagai lulusan SD Hamsan merasa sering diremehkan dalam urusan pekerjaan. Hal demikan ia sangat tidak setuju. Menurutnya, orang yang sekolah tidak menjamin punya kemampuan atau skill.

“Padahal ketekunan dan sikap profesional, dapat dipelajari dari luar pendidikan formal,” katanya.

Ibarat gayung bersambut, pihak PKBM Nur Huda Desa Murung Kenanga sangat mengapresiasi dan mendukung tekad Hamsan, melanjutkan pendidikan.

Pembina PKBM Nur Huda, Khairuddin mengatakan, di sekolahnya tidak hanya memberikan pendidikan reguler, namun juga punya kegiatan ekstrakurikuler yang fokus di bidang wirasusaha.

Seperti pelatihan konveksi desain, kuliner, ilmu komputer, menjahit, serta kecantikan dan make-up. Tentunya menyesuaikan minat dan permintaan siswa.

“Adanya program ekstrakurikuler diharapkan para siswa sudah punya skil setelah lulus. Yang paling penting, kami ingin merubah mindset siswa yang tujuan sekolahnya hanya sekedar lulus lalu mencari pekerjaan. Itu harus dirubah. Kami ingin nantinya mereka mandiri, pengembangan kemampuan wirausaha,” terangnya.

Soal biaya sekolah, Khairuddin menegaskan dari awal mendaftar masuk hingga mendapatkan ijazah tanpa dipungut biaya alias gratis. “Tanyakan saja kepada murid atau orang tuanya,” pungkasnya.

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version