Petani ikan tambak air tawar di Desa Cindai Alus ,mulai bersatu supaya tidak lagi merugi akibat harga jual tak bagus.

Hal ini dibahas panjang saat pertemuan dengan stakeholder di Tambak Al Fatin, Desa Cindai Alus, Martapura, Kabupaten Banjar, Sabtu (3/2/2024).

Dalam pertemuan terungkap, petani ikan tambak yang dulunya berjumlah 300-an, kini berkurang jadi sekitar 200-an saja.

Penyebabnya, petani tak memperoleh harga jual yang bagus akibat permainan oknum tengkulak.

Dari pertemuan ini, kesimpulann adanya wadah berbadan hukum seperti koperasi harus dibentuk.

“Ya, koperasi lah yang nanti mewadahi para petani ikan agar tidak lagi dipermainkan oleh oknum pelaku pasar,” ucap H Hasnan Basuki Rahmat.

Koperasi itu bakal dinamai Koperasi Cindai Alus Lestari yang utamanya bergerak di bidang produsen ikan.

H Hasnan (kiri) dan Dua Petani Ikan Saat Pertemuan Pembentukan Koperas Cindai Alus Lestari

Sejumlah tokoh petani ikan seperti Herman, Runy, dan lainnya menyambut positif didirikannya koperasi tersebut, mengingat keberadaannya sudah mendesak.

Pihak Pemerintah Desa dan Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Banjar, yang juga hadir dalam pertemuan itu turut menyambut baik ide tersebut.

H Hasnan melanjutkan, banyak alasan mengapa harus ada koperasi yang menaungi para petani ikan di Cindai Alus.

Dirincikannya, karena harga jual produksi ikan yang tidak stabil, harga jual panen ikan tidak sebanding dengan biaya produksi, dan adanya permainan para oknum tengkulak.

“Hal ini seringkali berimbas pada kerugian, bahkan mengakibatkan pelaku usaha kolam ikan budidaya terpaksa gulung tikar,” papar Hasnan.

Hasnan bilang, koperasi ini akan punya visi misi yang jelas dan menguntungkan semua pihak terlibat.

Visinya, membina dan menyejahterakan petani atau pelaku usaha budidaya ikan air tawar, Meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya demi mencapai Desa Cindai Alus sebagai Kawasan Minapolitan.

“Adapun Misinya, membangun hubungan kerja sama dengan berbagai instansi,” kata Hasnan.

Instansi dimaksud antara lain, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUMPP) Banjar, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Banjar, Dinas PUPR Banjar dan Provinsi Kalsel, dan instansi terkait lainnya.

Misi lainnya, ungkap Hasnan, menjalin hubungan kerja sama, antar pelaku pasar dan pelaku usaha kolam ikan budidaya.

Menurunkan biaya produksi dan meningkatkan hasil produksi ikan, dari petani Kolam ikan Budidaya.

Menjalin kerja sama dengan pelaku pasar dan pelaku usaha di bidang penyediaan bibit ikan, bahan baku, serta pakan ikan.

“Kemudian melalui CSR koperasi, akan digunakan untuk mendukung program kegiatan sosial, olahraga, dan keagamaan di sekitar wilayah usahanya,” tandas Hasnan.

Dukungan pemerintah diungkapkan Kabid Perkoperasian DKUMPP Banjar, Muryani Hastuti. Ia menyambut baik rencana pendirian koperasi yang nantinya beranggotakan para petani ikan di Cindai Alus tersebut.

“Ini sangat bagus untuk mengatasi harga jual ikan yang kurang menguntungkan petani saat panen,” ungkap Tuti, mewakili Kepala DKUMPP Banjar, Kencana Wati.

Penyuluhan terkait koperasi juga telah disampaikan Furqon, pemateri dari DKUMPP Banjar.Selaras, dukungan juga disampaikan pemerintah desa setempat.

“Kami pemerintah desa berjanji akan support koperasi tersebut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan warga Cindai Alus,” kata Ibrahim selaku Kasi Pemerintahan Desa Cindai Alus.

Masih dalam pertemuan ini, salah satu petani ikan tambak, Sahrudin mengatakan alasan mengapa selama ini petani sering rugi dan kalah “politik” dari pengepul yang jumlahnya cuma 20-an.

“Penyebabnya karena petani ikan tidak bersatu dalam satu wadah resmi berbadan hukum. Saya sangat mendukung adanya koperasi ini,” pungkas Sahrudin.

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version