Riceknews.id – Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Banjar mengecam oknum yang membuang bangkai ikan ke Sungai Martapura hingga mengakibatkan sungai berbau busuk.

Kepala Bidang Budidaya dan Perikanan DKPP Banjar, Bandi Chairullah menduga hal tersebut dilakukan dengan sengaja. Menurutnya, sesuai cara budidaya ikan baik dan benar (CBIB), ikan mati harus dikubur di daratan.

“Bukan membuangnya ke sungai. Di hilir sudah terdampak air bangkai, ini malah dibuang ke sungai dan dibungkus plastik,” kata Bandi dengan geram, Selasa (17/6/2025).

Perihal ikan mati secara massal, Bandi menyebut akibat adanya oknum pembudidaya ikan yang nakal. Dampaknya estimasi ikan mati sampai 1,5 ton.

“Karena menebar benih ikan sangat banyak. Padahal telah kami imbau dari tiga bulan lalu, mereka akan menghadapi perubahan iklim. Setelah kami cek secara berkala, ternyata kadar oksigen terlarut di keramba mereka sudah krisis,” ujarnya.

Ia merincikan dampak perubahan iklim kemarau saat ini terhadap keramba ikan, seperti penurunan debit air yang signifikan dan ideal kadar oksigen yang terlarut. Sebab beberapa keramba diketahui hanya mencapai 0,9 mg/L dan 1,7 mg/L kadar oksigen terlarut

“Lima sampai sepuluh keramba diidentifikasi mengalami penurunan kadar oksigen terlarut. Idealnya kadar oksigen terlarut dalam keramba itu lima miligram per liter dan batas krisis yaitu tiga miligram per liter akibat kemarau sekarang,” rincinya.

Bandi mengungkapkan penurunan debit air di bagian hulu sampai lebih dua meter. Namun oknum peternak ikan masih menebar benih melebihi kapasitas sampai 20.000 ekor dalam satu keramba. Padahal dalam menghadapi perubahan iklim ini, idealnya satu keramba hanya 5.000-7.000 ekor saja.

“Kalau mereka memang mau dua puluh ribu ekor, benihnya ditebar di tiga keramba lebih ideal,” pungkasnya.

Pewarta: Haris Pranata
Editor: Hendra

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version