Riceknews.id – Upaya Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian, Perdagangan (DKUMPP) Banjar bersama PT. Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan Selatan menggelar operasi pasar murah gas LPG 3 kg untuk meredam lonjakan harga eceran, justru menimbulkan kekhawatiran akan kelangkaan stok di Desa Mekar, Martapura Timur, Kabupaten Banjar.
Pasalnya, kebijakan pasar murah gas LPG bersubsidi ini ternyata mengorbankan jatah di pangkalan Desa Mekar. Stok gas bersubsidi yang seharusnya untuk desa tersebut dialihkan untuk operasi pasar.
“Kami diarahkan untuk membantu operasi pasar murah dan membagikan 280 tabung gas LPG 3 kg untuk wilayah kami. Ini adalah tindakan sementara DKUMPP Banjar bersama Pertamina untuk meredam gejolak harga gas melon yang kian meroket. Namun, hal ini seperti mengorbankan satu desa,” ujar Guslan di kantornya, Jumat (4/7/2025).
Guslan memperjelas, bahwa 280 tabung gas yang digunakan dalam operasi pasar ini bukanlah stok tambahan, melainkan diambil dari pangkalan Desa Mekar.
“Padahal minggu lalu pengiriman gas elpiji bersubsidi di Desa Mekar juga tertunda,” ungkapnya.
Implikasinya, 280 tabung gas tersebut harus dibagi rata ke seluruh desa di Martapura Timur, sehingga setiap desa hanya mendapatkan jatah 14 tabung gas LPG.
“Karena ada operasi ini, kami menghubungi kepala desa sebagai perwakilan untuk mendapatkan kupon dan menyiapkan persyaratan seperti fotokopi KTP. Setiap kepala desa mewakilkan warganya untuk mengambil gas melon itu,” tambah Guslan.
Ia melanjutkan, sisa stok akan didistribusikan ke Desa Mekar jika ada kepala desa yang menyatakan tidak ikut mengambil karena stok di pangkalan mereka bersamaan datangnya.
Pangkalan Desa Mekar sendiri ditunjuk oleh agen Pertamina karena lokasinya yang dekat dengan lokasi operasi pasar murah di Martapura Timur.
“Jadi stok yang dijadikan operasi pasar murah ya itu harusnya milik Desa Mekar. Harga operasi pasar murah ini juga masih tetap sama sesuai HET yaitu Rp18.500,” pungkas Guslan.
Pewarta: Haris Pranata
Editor: Hendra