Oleh: Haris Pranata

“Ah… malam Minggu. Malam yang asyik untuk bersenang ria,” kata teman yang tak ingin disebutkan namanya.

Malam Minggu, rasanya bagai penutup manis setelah hiruk pikuk seminggu. Bagaimana tidak, sudah menjadi kerangka sosial dan budaya yang kuat bahwa Malam Minggu merupakan malam spesial.

Bayangkan saja, pada zaman dulu sebelum ada internet, bahkan listrik. Kehidupan sehari-hari diisi hanya dengan bekerja keras, seperti bertani atau berdagang.

Kemudian dalam masyarakat muncul gagasan hari istirahat. Dalam banyak budaya serta agama, kadang ada satu hari yang dianggap suci atau khusus untuk beristirahat atau hanya sekadar berkumpul saja.

Dalam konteks sosial, hari Minggu merupakan hari istirahat masyarakat barat yang kental akan tradisi agama Kristen.

Barulah sebelum hari istirahat tersebut, malamnya yaitu Malam Minggu secara alami terasa berbeda. Ada semacam kebebasan yang terasa lega di udara. Pekerjaan usai untuk satu minggu, dan esok hari tidak perlu terburu-buru bangun pagi untuk bekerja ataupun sekolah.

“Istirahat bukan musuh pekerjaan. Istirahat merupakan rekan pekerjaan. Mereka melengkapi satu sama lain. Bahkan, Anda tidak dapat bekerja dengan lebih baik tanpa istirahat dengan baik,” dikutip dari buku berjudul “Rest: Why You Get More Done When You Work Less” karya Alex Soojung-Kim Pang, dan diterjemahkan oleh penulis artikel ini, Sabtu (17/5/2025).

Dalam buku tersebut diteliti bagaimana istirahat yang terencana dan berkualitas justru meningkatkan produktivitas serta kreativitas, terutama mengambil istirahat di malam Minggu.

Tidak hanya buku ilmiah, karya fiksi seperti novel klasik berjudul “Little Women” karya Louisa May Alcott sempat menggambarkan adegan keluarga berkumpul untuk beristirahat atau hanya bertemu sapa saja pada malam Minggu.

Terkadang kita juga dapat menemukan karya puisi yang menuliskan tentang suasana tenang dan damai pada malam Minggu seperti kumpulan puisi-puisi malam dari Sapardi Djoko Damono. Hal tersebut menunjukkan bagaimana malam spesial itu memiliki tempat istimewa dalam hati masyarakat.

Dari sudut pandang sejarah, sosial, dan budaya, keistimewaan malam Minggu bukan hanya sekedar ilusi. Hal tersebut bersumber dari kebutuhan manusia akan jeda setelah rutinitas.

Malam yang dinanti masyarakat ini menjadi penanda abadi berakhirnya gerbang kesibukan menuju waktu luang berharga.

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version