Riceknews.Id – Banjarmasin menjadi kloter pertama jemaah haji 2025 Kalimantan Selatan yang diberangkatkan. Pesawat Lion Air mengangkut 423 jemaah, termasuk 4 petugas, lepas landas dari Bandara Syamsudin Noor, Senin (5/5/2025) pukul 16.00 WITA.

Pesawat dengan nomor penerbangan JT3116 ini mengudara lebih dari 12 jam, dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Pangeran Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada pukul 23.50 waktu setempat.

“Mudah-mudahan, seluruh jemaah haji Embarkasi Banjarmasin ini selalu dalam lindungan Allah SWT, diberi kelancaran dalam menjalankan setiap rangkaian ibadah, senantiasa sehat hingga kembali ke Banua dan berkumpul lagi dengan keluarga tercinta,” pesan Gubernur Kalsel Muhdin saat menyapa jemaah dalam pesawat.

Gelombang keberangkatan dan rangkaian ibadah haji

Kepala Kanwil Kemenag Kalsel sekaligus Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banjarmasin, H Muhammad Tambrin, menyampaikan pemberangkatan jemaah haji Embarkasi Banjarmasin dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang I mencakup kelompok terbang (kloter) 1 hingga 6. Adapun Gelombang II dari kloter 7 hingga 13.

Gelombang I diberangkatkan menuju Madinah. Tambrin mengatakan, jemaah di Madinah melaksanakan ibadah Arbain, yaitu salat lima waktu berjemaah di Masjid Nabawi selama 40 waktu atau selama 8 hari, termasuk ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Kemudian jemaah ini dibawa ke Mekah untuk melakukan rangkaian ibadah haji.

Adapun gelombang kedua adalah sebaliknya. Jemaah haji langsung diberangkatkan menuju Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah. Sesampainya di Mekkah, jemaah melaksanakan rangkaian ibadah haji, meliputi ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, melempar jumrah di Mina, Tawaf Ifadhah, Sai, dan Tahalul. Setelah berhaji, jemaah gelombang II ini baru ke Madinah melaksanakan ibadah Arbain.

“Jemaah haji Kalsel di Mekkah nantinya akan menginap di kawasan Jarwal, Raudah, dan Syisyah, dengan jarak sekitar 2-6 km dari Masjidil Haram. Nantinya, jemaah dapat menggunakan bus shalawat yang disediakan pemerintah Indonesia selama 24 jam untuk menuju Masjidil Haram,” ujar Tambrin.

Sedangkan di Madinah, kata Tambrin, tidak disediakan bus karena hotel yang ditempati masih berada di sekitaran Masjid Nabawi.

Pewarta: Hendra

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version