Pemerintah Kota Banjarmasin bersama jajaran Forkopimda monitoring harga dan stok bahan kebutuhan pokok jelang hari raya natal dan tahun baru (Nataru).
Kegiatan terpusat di Pasar Sentra Antasari yang menjadi salah satu lokasi utama distribusi bahan Pangan di Kota Banjarmasin.
Walikota Banjarmasin H. Ibnu Sina mengatakan, hasil monitoring menunjukkan penyebab tingginya angka Inflasi di kota Banjarmasin, termasuk beras lokal dan daging sapi yang mengalami lonjakan harga.
“Beras Banjar ada di kisaran Rp15.000 hingga Rp18.000 per liter, sementara daging yang biasanya Rp130.000 kini Rp160.000,” ungkapnya.
Lanjut Ibnu Sina, kebiasaan masyarakat dengan satu jenis beras menjadikan stok menipis dan mengalami lonjakan harga. Karenanya masyarakat dapat mencoba jenis beras lain dengan harga yang juga terjangkau.
“Mungkin karena tuntutan ekonomi dan sebagainya, masyarakat bisa saja kalau mau bergeser ke jenis beras Sulawesi atau Pemanukan (Jawa Barat) misalnya yang sama seperti beras lokal Banjar, harganya lebih murah, sekitar Rp11.000 atau Rp12.000,” bebernya.
Ibnu Sina menekankan, agar distribusi bahan pangan tidak mengalami gangguan dan harga dapat dikendalikan, pihak terkait melakukan koordinasi dan pemantauan dalam enam bulan ke depan.
“Perlu ada upaya menekan laju inflasi, kami imbau masyarakat jangan sampai terjadi Panic Buying. Semoga pengendalian inflasi segera dapat kita capai,” harapnya.