Riceknews.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotabaru mengambil langkah serius untuk meraih predikat Kabupaten/Kota Sehat (KKS) dengan menargetkan partisipasi pada penilaian nasional tahun 2027. Sebagai persiapan awal, Pemkab menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) KKS 2025 di Ruang Rapat Bappeda, Selasa (8/7/2025).
Rakor ini menjadi momen krusial, mengingat Kabupaten Kotabaru merupakan satu dari tiga kabupaten di Kalimantan Selatan yang belum pernah mengikuti penilaian program KKS.
“Di tingkat provinsi, Kotabaru, Barito Kuala, dan Hulu Sungai Utara tercatat belum pernah mengikuti penilaian program Kabupaten/Kota Sehat. Oleh karena itu, kita akan mencoba ikut pada penilaian tahun 2027 sehingga perlu kesiapan yang lebih matang,” ujar panitia penyelenggara, Ariya Noor Abdi.
Rakor yang dibuka oleh Wakil Bupati Kotabaru, Syairi Mukhlis, ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda, tenaga ahli, kepala SKPD, camat, lurah, hingga kepala desa se-Kabupaten Kotabaru.
Dalam sambutannya, Syairi Mukhlis menekankan bahwa keberhasilan program KKS bergantung pada sinergi dan kolaborasi semua pihak.
“Kabupaten Sehat bukan sekadar penghargaan, melainkan komitmen nyata kita bersama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sektor kesehatan tidak bisa berjalan sendiri,” tegas Syairi.
Ia menjelaskan, kunci utama keberhasilan program ini terletak pada koordinasi lintas sektor, keterlibatan aktif forum KKS, serta partisipasi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, dunia usaha, hingga masyarakat.
“Tahun ini, kita menargetkan peningkatan pada tatanan prioritas seperti kawasan permukiman, pasar, sekolah, serta kawasan industri dan perkantoran sehat,” tambahnya.
Sebagai bukti komitmen awal, dalam acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Deklarasi Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan untuk tujuh kecamatan, yang dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat desa ODF.
Syairi berharap kerja keras semua pihak dapat membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat. “Mari kita manfaatkan rakor ini untuk berbagi praktik baik dan menyusun strategi inovatif guna mewujudkan Kotabaru yang sehat, tangguh, dan inklusif,” tutupnya.