Riceknews.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjar mencatat angka pengangguran yang signifikan di kalangan penduduk usia kerja, terutama lulusan SMA sederajat.
Data terakhir yakni Agustus 2024 menunjukkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Banjar mencapai 2,71 persen.
Kepala BPS Banjar, Arih Dwi Prasetyo, menjelaskan bahwa dari total 447,28 ribu penduduk usia kerja (15 tahun ke atas), sebanyak 71,03 persen atau 317,70 ribu termasuk dalam Angkatan Kerja (TPAK). Sisanya, 28,97 persen, tidak aktif bekerja karena berbagai alasan seperti mengurus rumah tangga atau masih bersekolah.
“Dari setiap 100 penduduk yang termasuk dalam TPAK, terdapat dua hingga tiga orang yang menganggur. Bahkan, angka pengangguran di kalangan lulusan SMA sederajat lebih tinggi, mencapai 3,89 persen,” ungkap Arih.
Arih mengidentifikasi beberapa faktor penyebab tingginya angka pengangguran lulusan SMA, termasuk kurangnya kesadaran diri untuk mencari kerja, kebijakan yang ada, serta tingkat kesulitan penyerapan tenaga kerja di daerah.
Fenomena ini terjadi bersamaan dengan bonus demografi yang dialami Kabupaten Banjar, yaitu lonjakan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).
Arih mengingatkan bahwa bonus demografi dapat menjadi keuntungan jika lapangan pekerjaan mampu menyerapnya. “Namun, jika tidak, bonus demografi justru dapat menjadi bumerang yang menghasilkan banyak pengangguran,” tuturnya.
Lebih lanjut, data BPS juga menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja di Kabupaten Banjar, yaitu 56,57 persen, berada dalam kategori pekerja informal (berusaha sendiri, usaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas, serta pekerja keluarga atau tidak dibayar).
“Dominasi pekerja informal ini kontras dengan pekerja formal, yaitu mereka yang berusaha dibantu buruh tetap atau menjadi buruh/karyawan,” pungkas Arih.
Tingginya angka pencari kerja di Kabupaten Banjar mengindikasikan adanya tantangan dalam penyerapan tenaga kerja di daerah selama tahun 2024.
Pewarta: Haris Pranata
Editor: Hendra